Nyanyian Batu Naoma
Fajar di Nuhae tidak pernah tiba dengan tergesa. Kabut turun perlahan dari punggung Pegunungan Ilua, menyusup ke sela-sela pohon ampupu beserta aroma sisa abu dupa semalam. Penduduk setempat sangat menghormati batu setinggi bahu yang menyimpan ingatan leluhur. Mereka menyebutnya Naoma. Dengan merawat alam, orang-orang percaya Naoma akan menggugah petunjuk masa depan. Bagi mereka, merusak alam seperti merusak tubuh sendiri dan melindungi alam berarti melindungi nyawa sendiri. Yamae tinggal bersama neneknya, Ama Ru, di rumah gewang yang dindingnya terbuat dari pelepah, beratap daun tua, dan lantainya berderit jika diinjak. Ia terbiasa bangun melalui bunyi irisan kulit kayu di dapur atau denting alat tenun di ruang tengah. Neneknya adalah penenun paling tua yang bisa membuat motif tenunan sesuai kata semesta. Yamae sering membantu mencari pewarna alami ke hutan, meski pikirannya sering teralihkan ke Gunung Fa’anom, tempat Naoma tertua berada. Sejak kecil ia bisa mendengar bunyi dari b...